Ki Hadjar Dewantara mengemukakan maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan ⟮rakyat). Berdasarkan pandangan Ki Hadjar Dewantara, maka program pembelajaran dan pendidikan seyogyanya dirancang untuk memerdekakan murid dalam belajar sehingga mampu mendorong murid menyiapkan diri menjadi anggota masyarakat. Program/kegiatan sekolah juga hendaknya disusun dengan mempertimbangkan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Budaya positif yang selama ini dilaksanakan di sekolah, akan lebih membumi dengan menerapkannya pada semua kegiatan sekolah. Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai yaitu tepat waktu, saling menghormati dan menghargai, menjaga kebersihan dan kesehatan, dan bergotong royong.
A. PERISTIWA (FACT)
Latar Belakang
Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam mendidik anak, guru hanyalah sebagi penuntun sesuai kodrat anak dalam menggapai keselamatan dan kebahagiaan. Jadi dalam mendidik guru harus mampu merancang dan melaksanakan program yang berdampak pada murid. Program yang saya rancang yaitu menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui lomba adzan bergema. Program ini dipilih karena kondisi murid sesuai hasil observasi menunjukan banyak yang kurang dalam melaksanakan ibadah terutama shalat zhuhur berjamaah di ruang mushalla. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila, yaitu: Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, Mandiri, Bergotong Royong, dan Kreatif. Kondisi tersebut belum pernah dilaksanakan dalam bentuk program sekolahan. Selain itu pemanfaatan mushalla belum optimal terutama digunakan sebagai tempat ibadah atau kegiatan keagamaan di sekolah. Selama ini mushalla masih dimanfaatkan oleh beberapa siswa dan guru saja tanpa ada jadwal yang tersusun. Dengan latar belakang tersebut maka diperlukan suatu program yang mampu meningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pragram ini secara bersamaan berkolaborasi dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru mata pelajaran agama Islam, pembina osis serta osis itu sendiri.
Program ini mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid, yaitu: Mempromosikan suara murid dilakukan melalui memberikan kesempatan murid menyampaikan ide tentang kreteria lomba, melibatkan siswa mengatur ruang mushalla, menyusun acara kegiatan, dan mengevaluasi kegiatan. Mempromosikan pilihan murid dilakukan melalui memberikan pilihan dalam memilih iram/lagu dalam mengumandangka azdan yang disukai. Murid juga sebagai panitia dan penanggung jawab kegiatan program lomba adzan bergema serta mempublikasikan di media sosial.
Program lomba azdan bergema sangat dibutuhkan keberadaannya, karena selama ini pengembangan keagamaan dalam ibadah shalat berjamaah di mushalla belum optimal dan kepemimpinan murid masih kurang terlihat. Berdasarkan hal-hal tersebut, munculah ide untuk menguatkan keimanan dan ketakwaan murid dengan merancang sebuah program lomba azdan bergema. Program ini adalah program Kokurikuler, yaitu program yang menguatkan kegiatan intrakurikuler yang berlangsung di sekolah.
Program ini dirancang dan dilaksanakan dengaan melibatkan murid. Keterlibatan murid diantaranya: murid diajak berdialog dalam menentukan program untuk menguatkan keimanan dan ketakwaan, murid melakukan literasi dan mencari referensi lagam adzan di internet dan youtube. Kemudian mempraktekkannya dalam kegiatan lomba adzan yang di selenggarakan di sekolah pada kegiatan classmeting. Keterlibatan murid dalam program ini harapannya dapat berjalan lancar dan berdampak positif pada murid.
Program ini bertujuan menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa murid untuk menghadapi tantangan zaman. Memberikan lebih banyak kesempatan kepada murid untuk mempraktekkan ibadahnya terutama azdan dan shalat berjamaah di mushalla sekolah. Menumbuhkan keimanan dan ketakwaan kepada TYME serta beraklak mulia, mandiri, kreativitas, dan gotongroyong murid serta membiasakan murid shalat berajamaah tepat waktu.
Program ini berbasis aset yang dimiliki SMKN 2 Barabai, utamanya aset-aset yang ada dan siap diberdayakan. Kapasitas Aset yang mendukung program ini diantaranya: 1) modal manusia berupa murid, guru, kepala sekolah, dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2) modal sosial berupa OSIS. 3) modal fisik berupa bangunan sekolah dan bangunan mushalla. 4) modal lingkungan berupa lingkungan sekitar sekolah yang banyak terdapat tempat ibadah yang bisa dijadikan tempat studi murid di masyarakat. 5) modal finansial berupa modal dana BOS reguler dalam mewujudkan program lomba adzan.
Langkah-langkah Kegiatan
Untuk mewujudkan ide program tersebut saya melakukan beberapa tahapan Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi (BAGJA) dengan uraian kegiatan sebagai berikut:
- a. Pada tahapan awal saya berdiskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat tentang program sekolah yang sudah dijalakan yang berkaitan dengan penguatan keimnan dan ketakwaan murid. Dalam diskusi ini saya mendapatkan informasi bahwa belum ada kegiatan agama yang rutin dilaksanakan ada kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah dan tadarus sebelum belajar. Pada kesempatan ini, saya menyampaikan ide mengenai kegiatan lomba adzan yang dilaksanakan oleh murid dan pesertanya juga dari murid. Kepala sekolah dan rekan sejawat menerima usulan ini bersamaan dengan clasmeting karna bertepatan dengan telah selesainya ujian semester dan menunggu bagi raport.
- b. Berdiskusi dengan beberapa kelompok kecil murid mengenai kegiatan keagamaan yang pernah mereka lakukan. Dari hasil diskusi yang dilakukan ternyata sebagian besar murid pernah melakukan kegiatan keagamaan di mushalla seperti shalat zuhur berjamaah tetapi belum terjadwal perkelas dan hanya beberapa murid saja yang rutin shalat berjamaah di mushalla (hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh beberapa rekan sejawat ketika berdiskusi di tahapan awal perancangan program lomba adzan). Murid yang bercerita kalau mereka sering shalat hanya sendiri di rumah dan juga banyak dari murid laki-laki yang sering mengumandangkan adzan di surau atau masjid di tempat tinggal mereka sendiri. Selain itu, mereka juga ingin ada dari teman mereka yang adzan terlebih dahulu di mushalla sekolah untuk memanggil teman-temannya menunaikan ibadah shalat secara bejamaah. Di samping menggali informasi tentang kegiatan keagamaan khususnya adzan untuk shalat berjamaah yang pernah murid lakukan. saya juga mengedintifikasi apa saja harapan dan keinginan murid jika program adzan ini dilaksanakan. Pada kegiatan ini saya berkolaborasi dan bekerja sama dengan rekan sejawat.
- c. Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan/program. Untuk melaksanakan kegiatan/program ini, saya memberikan ruang kepada murid untuk menggali potensi mereka dalam mengelola suatu kegiatan. Jadi, hal yang pertama yang saya lakukan adalah menawarkan kepada murid terutama osis untuk bersedia menjadi panitia dalam kegiatan ini. Antusiasme sangat terlihat ketika hal tersebut saya sampaikan. Dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari rekan sejawat dan kepala sekolah, terpilihlah beberapa murid yang akan menjadi panitia. Murid yang terpilih dikumpulkan untuk mendiskusikan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini, saya memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan ide-ide dan pendapat terhadap program lomba adzan. Focus diskusi kita adalah tentang waktu, cara dan tempat pelaksanaan lomba. Setelah diskusi dan mendapatkan kesepakatan. Saya mengajak murid dari panitia osis untuk menyampaikan hasil kesepakatan kepada kepala sekolah, dan beliau mempersilahkan untuk melanjutkan kegiatan;
- d. Pada tahapan berikutnya adalah panitia (yang terdiri dari beberapa murid terpilih) berkeliling dari kelas ke kelas untuk mensosialisasikan kegiatan lomba adzan. Setelah semua kelas selesai di sosialisasikan panitia juga membagikan link google form yang mereka buat untuk menjaring peserta lomba yang mewakili kelasnya masing-masing dari siswa laki-laki yang ingin mengikuti lomba adzan.
- e. Di dalam link google form peserta lomba tersebut juga di sematkan link tentang sejarah adzan, perbedaan lagam adzan yang ada di Indonesia dan dunia, macam-macam lagam atau irma adzan di seluruh dunia agar wawasan dan pengetahuan mereka tentang adzan bertambah dan dapat di praktekkan pada saat mereka adzan di suarau atau masjid tempat tinggal mereka dan di dokumentasikan baik beruapa video atau foto. Ini juga termasuk salahsatu poin dalam penilaian lomba.
- f. Pada kegiatan lomba panitia, pembina osis serta juri hadir yang dilaksanakan di mushalla sekolah. Panitai membuka kegiatan yang terlebih dahulu dibuka dan ketua panitia juga memberikan laporan terkait kegiatan lomba adzan. Juri juga memberikan arahan kepada peserta lomba mengenai kreteria penilaian lomba. Pada hari berikutnya pengumuman hasil lomba dan penyerahan hadiah dan piagam penghargaan kepada pemenang lomba adzan.
- g. Tahapan terakihir melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan/program yang telah dilaksakan bersama dengan kepala sekolah, rekan sejawat, pembina osis, osis, dan murid.
Produk yang dihasilkan dalam Lomba Adzan
Produk yang dihasilkan dalam lomba adzan ini adalah berupa foto dan video kegiatan murid mengumandangkan adzan di mushalla dekat dengan rumah mereka. Kegiatan lomba ini semua panitia berasal dari murid (osis) mereka mampu bekerja sama mensukseskan acara tersebut.
Dampak yang Ditimbulkan
- Dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan, diperoleh berbagai dampak berikut.
- Keterampilan murid pada mengumandangkan adzan meningkat, mereka menjadi fashih dan percaya diri.
- Kemampuan muazin murid mulai terbentuk dan menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari kemampuan murid dalam mengumandangkan adzan di mushalla sekolah dan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
- Kepemimpinan murid lebih terlatih, karena murid dibiasakan mengelola kegiatan dan mengambil keputusan-keputusan.
- Rekan sejawat memiliki pandangan yang semakin positif pada potensi murid yang bisa dioptimalkan pengembangannya melalui pemberdayaan aset sekolah.
B. PERASAAN (FEELING)
Aksi nyata program menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui Lomba adzan Bergema terlaksana sudah sesuai dengan rencana yang dibuat. Aksi nyata ini memakan waktu kurang lebih 3 minggu dengan lini masa yang sudah ditentukan. Secara garis besar pelaksanaan aksi nyata menimbulkan perasaan yang terbagi dua hal yaitu perasaan terkait dalam pembuatan rencana program dan perasaan terkait setelah pelaksanaan program selesai.
Perasaan saya pada saat membuat rencana program yang berdampak pada murid yaitu merasa tertantang untuk mewujudkan rencana program yang bagus supaya membawa dampak perubahan terhadap murid di sekolahan. Murid diharapkan dapat bergotong royong, kretif dan mandiri sehingga akan terwujud profil pelajar pancasila. Selain itu guru juga berkontribusi dalam mewujudkan transformasi pendidikan yang dimulai dari perubahan-perubahan kecil. Perasaan setelah selesai melakukan aksi nyata program ini, saya merasa bahagia dan lega karena program berjalan lancar dan berdampak langsung terhadap penguatan keimanan dan ketakwaan murid kepada Tuhan Yang Maha Esa murid di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat tempat tinggal murid. Selain itu program ini juga mampu mendorong munculnya kolaborasi antara murid, guru serta kepala sekolah. Dengan dasar capaian program tersebut kiranya program ini perlu dijalankan secara berkelanjutan dengan beberapa modifikasi.
C. PEMBELAJARAN (FINDING)
Pembelajaran yang didapat dari aksi nyata program ini antara lain: 1) Suatu program sekolah bila dirancang dengan memperhatikan keterlibatan murid (suara, pilihan dan kepemilikan) dan dikelola dengan berbasis aset sekolah maka dalam pelasanaannya dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. 2) Program ini mampu menguatkan keimanan dan ketakwaan murid sekaligus memberdayakan aset sekolah berupa bangunan mushalla. Mushalla sekolah yang sebelumnya hanya dipakai untuk shalat sendiri oleh siswa atau guru kini akan menjadi tempat kegiatan keagamaan dan ibadah terutama dalam shlat berjamaah. 3) Program ini juga berkontribusi menggerakkan transformasi pendidikan dan mewujudkan profil pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Dengan tiga capaian tersebut memberikan semangat untuk membuat program-progran lain ke depannya yang berdampak pada murid.
Program lomba adzan ini adalah kegiatan keagamaan yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya, setelah berkoordinasi dengan siswa, guru dan kepala sekolah. Warga sekolah sangat mendukung suksesnya kegiatan ini. Tentunya pelaksanaan program aksi nyata ini tidak semuanya berjalan mulus, namun tetap ditemukan juga hambatan yaitu waktu pelaksanaan program ini bertepatan dengan ujian sekolah serta masa pembagian raport untuk menghadapi libur kenaikan kelas. Hal tersebut menyebabkan kurangnya durasi waktu untuk pelaksanaan aksi nyata. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sedikit perubahan terkait jadwal pelaksanaan aksi nyata. Aksi nyata dilaksanakan memakai waktu-waktu yang tidak mengganggu kegiatan ujian sekolah. Kondisi tersebut memberikan pembelajaran dalam pelaksanaan aksi nyata harus betul-betul mempertimbangkan juga agenda kegiatan lain di sekolah sehingga tidak terbentur jadwal kegiatannya.
D. PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)
Program aksi nyata yang saya lakukan tentunya tidak akan begitu saja berhenti setelah program CGP selesai. Program ini akan saya lakukan secara berkesinambungan dengan beberapa modifikasi perubahan. Modifikasi perbaikan ini berdasarkan hambatan yang muncul dipelaksanaan program sebelumnya. Perbaikan program ke depan yaitu perlu ditambah durasi waktunya dan mempertimbangkan program-program sekolah yang lain supaya bisa berkolaborasi. Selanjutnya program ini juga akan dilanjutnya ke kegitan shalat berjamaah di mushalla sekolah dengan membuat jadwal perkelas setiap harinya. Selain itu ke depan saya juga akan membuat program lainnya yang positif dan tentunya berdampak pada murid yang cakupannya lebih luas lagi. Dengan program tersebut dapat bergerak, tergerak dan menggerakkan semua pemangku kepentingan yang ada di sekolah untuk transformasi pendidikan dalam rangka merdeka belajar dan mewujudkan profil pelajar pancasila.
Demikian sebuah refleksi dari aksi nyata sebagai calon guru penggerak yang saya buat. Tentunya masih banyak kekurangannya. Saran dan kritik tentunya masih kami harapkan dari pembaca semuanya. Salam guru penggerak, merdeka belajar. Salam dan bahagia.
Post a Comment for "Aksi Nyata-Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid"