Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

 Koneksi Antar Materi Modul 2.1

CGP : NURUL FAJRI

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah segala usaha dari orang tua terhadap anak-anak dengan maksud menyokong kemajuan hidupnya. Kalimat tersebut mengandung makna yang dalam, di mana ‘segala usaha’ yang dimaksud berarti pendidikan tidak hanya dilakukan melalui satu cara saja, melainkan berbagai cara. Guru hendaknya memfasilitasi siswa dengan berbagai cara, metode, strategi, dan media yang beragam.

Salah satu filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan harus mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri anak. Seorang anak telah memiliki kodrat alam potensi, bakat, kemampuan) yang unik, berbeda-beda satu sama lain sehingga guru diharapkan mampu memfasilitasi mereka agar bisa tumbuh maksimal sesuai jenjang usia mereka. Pembelajaran akan menjadi menyenangkan jika dilakukan sesuai kodrat anak, yaitu bermain. Sementara kodrat zaman, bagaimana kodrat seorang guru mampu membimbing anak agar siap hidup mandiri dalam zaman yang terus berubah.

Oleh karena siswa memiliki karakteristik yang beragam, diperlukan pembelajaran yang dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan belajar siswa. Kebutuhan belajar siswa terdiri dari kesiapan belajar, minat, dan profil belajar.

Kesiapan belajar readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Kesiapan belajar berkaitan dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dalam mempelajari pengetahuan baru, seorang siswa mungkin memerlukan bantuan informasi pendukung yang jelas dan mendasar. Kesiapan belajar dapat dilihat dari cepat atau lambatnya siswa memberika respons, dan tingkat kemandiriannya dalam mengerjakan tugas.

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Berarti minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan kesiapan jika ada stimulus khusus. Sebagai contoh, siswa yang berminat pada seni tari, akan merasa tertarik pada semua hal yang berkaitan dengan seni tari.

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Profil belajar dipengaruhi oleh lingkungan belajar, budaya, dan gaya belajar. Dari komponen lingkungan, misalnya tingkat kebisingan, suhu udara, pencahayaan, dan sarana penunjang. Budaya mempengaruhi profil belajar, seperti budaya disiplin, saling menghargai, menjaga kebersihan, ekspresif, dan sebagainya. Sementara gaya belajar siswa secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu 

1) visual: belajar dengan melihat misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer); 

2) auditori: belajar dengan mendengar misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik); dan 

3) kinestetik: belajar sambil melakukan misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on).

Karena kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda, diperlukan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa tersebut, yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi karakteristik peserta didik dalam pembelajaran. Guru memfasilitasi pembelajaran dengan memperhatikan potensi peserta didik. Pembelajaran tidak dilakukan sebagai keseragaman, tetapi sesuai dengan kebutuhan dan cara belajar murid.

Sebelum melakukan pembelajaran, guru harus melakukan identifikasi kebutuhan belajar siswa. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa adalah mengamati perilaku siswa, mendiagnosis pengetahuan awal siswa, mereviu dan merefleksi praktik pembelajaran, mendiskusikan kebutuhan siswa dengan orang tua atau wali siswa, membaca rapor siswa dari kelas mereka sebelumnya, berbicara dengan guru siswa sebelumnya, menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa siswa telah berada dalam level yang sesuai, dan melakukan survei.

Setelah mengetahui berbagai kebutuhan belajar siswa, guru harus merencanakan strategi diferensiasi yang akan dilaksanakan. Apakah guru akan melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses, atau diferensiasi produk.

Diferensiasi konten dilakukan dengan memperhatikan kesiapan belajar. Diferensiasi konten yang memperhatikan kesiapan belajar misalnya pengorganisasian materi dari konkret ke abstrak maupun sederhana ke kompleks.

Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana upaya murid memahami atau memaknai informasi atau materi. Berdasarkan gaya belajar, dilakukan dengan memvariasikan media belajar, misalnya gambar, grafik, teks untuk gaya belajar visual), rekaman audio, video untuk gaya belajar auditori), dan kegiatan yang memungkinkan gerakan fisik dan perpindahan tubuh untuk gaya belajar kinestetik).

Setelah memetakan kebutuhan belajar murid, yang harus dicermati adalah bagaimana kebutuhan tersebut terpenuhi serta bagaimana caranya, proses seperti apa yang perlu disiapkan agar dapat mengetahui bahwa setiap murid belajar, apakah siswa akan belajar mandiri atau berkelompok, seberapa banyak jumlah bantuan yang dapat kita berikan pada setiap murid, siapa saja yang memerlukan banyak bantuan dan siapa saja yang membutuhkan pertanyaan pemandu sehingga murid dapat belajar secara mandiri. 

Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan pada guru. Diferensiasi konten yang memperhatikan minat, misalnya dengan memberikan konten materi yang berkaitan dengan minat siswa.

Produk adalah sesuatu yang berwujud hasil dari apa yang dilakukan/dipelajari murid, dapat berupa tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, video, dan lainnya. Diferensiasi produk berarti guru memberikan siswa memilih menggunakan berbagai produk sebagai hasil siswa dalam melakukan pembelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, merespons kebutuhan belajar siswa, menciptakan lingkungan belajar yang mengundnag siswa untuk belajar, melakukan manajemen kelas yang efektif, dan penilaian berkelanjutan. Dalam menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran RPP) bediferensiasi, tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus mengandung unsur ABCD.  Strategi diferensiasi yang digunakan harus jelas dalam langkah-langkah kegiatan. Jenis bantuan yang diberikan guru dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Skenario pembelajaran yang disusun mendeskripsikan bagaimana cara guru dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa. Asesmen yang dilakukan memungkinkan guru lebih mengenal siswa dengan baik, sehingga dapat membuat keputusan terbaik demi lebih menantang siswa dengan tepat dan melibatkan siswa dalam pembelajaran.

Sebagaimana filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahwa guru adalah petani yang dapat mengupayakan tumbuhnya bibit dengan sebaik-baiknya, tetapi tidak dapat mengubah kodrat bibit menjadi tanaman lain. Demikian pula guru. Guru dapat mengupayakan bertumbuhnya potensi anak dengan sebaik-baiknya, tetapi tidak dapat mengubah kodrat anak. Dalam kerangka Merdeka Belajar menuju tercapainya Profil Pelajar Pancasila, guru dapat mengoptimalkan semua potensi siswa dengan berpedoman pada nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.

Terimaksih, semoga bermanfaat.

CGP Angkatan 4 Kab. Tabalong

Post a Comment for "Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi"